Saturday, August 15, 2015

MOS

1 Minggu yang lalu, lebih tepatnya 1 minggu 4 hari sebelum tulisan ini dikirim. Sekolah saya mengadakan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahun. MOS. Bagi beberapa orang, yang langsung terngiang di kepala mereka saat mendengar kata MOS adalah membawa barang-barang aneh, menginap di sekolah, senior yang meneriaki juniornya, dan yang paling parah adalah kekerasan ala militer yang mereka bawa ke hati juniornya. Memberi kekerasan ala militer dan meneriaki juniornya adalah hal yang tidak diperlukan sebenarnya. Bahkan, bisa membuat rasa takut dan kebencian dari junior ke seniornya. Atau yang paling buruk dari semuanya adalah mereka jadi membenci sekolah itu sendiri. Bagi yang memiliki hati dan mental yang kuat, mungkin mereka dapat bertahan selama 1 tahun ajaran. Tapi bagi yang tidak, mereka bisa jadi “meledak”. Karena itu, bagiku MOS yang seperti itu dibuat sebagai ajang untuk senior melampiaskan semua amarah, kebencian, dan pembalasan mereka selama 2 tahun ada di sekolah itu. Sebenarnya ada cara yang lebih bagus dari itu. Misalnya apabila para seniornya membuat pekan orientasi itu sebagai ajang untuk membantu junior melakukan adaptasi atau membuat mereka produktif. Bukannya membuat mereka mengeluarkan rasa takut dan benci terhadap senior. Tapi kita tidak disini bukan untuk membicarakan tentang MOS-MOS yang ada di sekolah lain. Kita disini membicarakan MOS yang ada di sekolah saya.

Seperti yang sudah saya beritahukan tadi, MOS yang harusnya ada untuk sekolah-sekolah adalah membuat para junior bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru atau membuat mereka lebih produktif. Nah, itulah yang dilakukan di sekolah saya. Asal tahu saja, sekolah tempat saya menimba ilmu sekarang adalah sekolah dengan cara pembelajaran yang cukup unik. Sekolah saya, menggunakan metode project based learning. Berarti kami belajar macam-macam melalui sebuah proyek atau tema tertentu. Dari namanya saja sudah sangat unik, bagaimana cara junior ini, yang masih baru sekali mengenal metode belajar project based learning bisa mengikutinya? Jawabannya adalah MOS. MOS yang diberikan pada tahun ini adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di sekolah kami. Tema masalahnya ada 3, yaitu energi, sampah, dan air. Dari temanya ini, kita bisa lebih mudah mengidentifikasi masalah yang ada. Sebagai senior, saya ikut andil dalam kegiatan ini. Fungsi saya dan teman-teman senior saya, adalah menjadi guru atau “kakak” pembimbing junior kami dalam kegiatan ini. Memang terbukti cukup sulit, karena sebagai seorang “kakak” saya harus memotivasi junior saya dalam mengeluarkan ide mereka. Pada awalnya adik kelas saya masih terlihat malu-malu dan kelihatannya tidak terlalu mengerti dengan metode belajar yang baru ini. Tapi dengan bimbingan yang baik dan motivasi yang bagus, mereka terlihat menjadi lebih andil dalam kelompok mereka. Yang lebih bagus lagi adalah di akhir pekan MOS ini, mereka harus mempresentasikan solusi mereka atas masalah yang sudah di identifikasi. Dan dari hasilnya, mereka terlihat lebih percaya diri dan semakin dekat dengan senior. Membuat ikatan persaudaraan yang kuat berdasarkan kasih sayang, bukan berdasarkan rasa takut.


Nah, menurut saya itulah MOS yang paling bagus untuk junior yang baru masuk ke lingkungan baru. Alih-alih memberikan rasa takut tentang lingkungan yang baru mereka masuki. Kita berikan mereka sebuah kegiatan yang membuat mereka terbiasa dengan lingkungan baru itu. Dan kegiatan ini tidak harus selalu tentang mencari masalah dan solusinya, tapi bisa juga meneliti sesuatu atau membuat sebuah forum diskusi yang asik dan sesuai minat mereka. Yang jelas, mari kita buat mereka lebih produktif di masa muda mereka!

No comments:

Post a Comment