KH.Zainal Mustafa
K.H Zainal Mustafa
adalah seorang pahlawan Indonesia yang berasal dari Bageur, Cimerah, Singaparna
pada tahun 1899. Sejak dahulu ia selalu belajar di berbagai pesantren karena ia
selalu ingin belajar tentang agama. Hal ini membuatnya fasih dalam berbahasa
Arab dan memiliki pengetahuan agama yang luas.
pada saat dimana ia pergi ke tanah suci mekkah, ia bertemu dengan
berbagai ulama yang terkemuka dan sempat bertukar pikiran tentang keagamaan dan
melihat pusat keagamaan di tanah suci. Pada tahun 1927, ia akhirnya membuka
pesantren di kampungnya Cikembang. Nama pesantrennya adalah Sukamanah. Dari
tahun ke tahun ia berkembang menjadi pemimpin yang karismatik dan Patriotik.
Pada tahun 1933 ia masuk Jammiyyah Nahdhathul Ulama dan diangkat sebagai wakil
ro’is Syuriah NU cabang Tasikmalaya.
Pada tahun 1940, ia
secara terang-terangan memberikan ceramah dan kegiatan yang membangkitkan
semangat kebangsaan dan sikap perlawanan terhadap para penjajah kolonial
Belanda. Pernah, pada suatu hari, ia diturunkan dari mimbarnya oleh seorang
kiai yang Pro dengan Belanda. Setelah perang dunia ke-2 ia dan kawan-kawannya
yang melawan Belanda ditangkap oleh pemerintah Belanda atas tuduhan menghasut
rakyat untuk melawan pemerintah Belanda. Sampai saat dimana Belanda menyerah ke
Jepang, ia masih mendekam di penjara. Pada tanggal 8 maret 1942 ia akhirnya
dibebaskan oleh pemerintah Jepang dengan harapan bahwa ia akan membantu Jepang
dalam mewujudkan impian Fasisnya, tetapi dengan tegas ia menolaknya, bahkan,
saat ia kembali ke Pesantrennya, ia memberikan ceramah singkat tentang Fasisme
Jepang yang lebih berbahaya daripada Imperialisme Belanda.
Pada masa pemerintahan
Jepang, ia dipaksa melaksanakan Seikerei, yaitu penghormatan kepada Kaisar
dengan menundukkan badan ke arah Tokyo, baginya, hal ini bertentangan dengan
agama Islam dan merusak Kiblat. Ia juga sering membangkang karena setiap kali
para Alim berkumpul di alun-alun dan dipaksa untuk menundukkan badan kearah
Kaisar, ia tetap berdiri, bahkan ia juga pernah memberitahu temannya bahwa
tindakan tersebut adalah salah satu perbuatan musyrik.
Akhirnya, pada tanggal
25 Februari 1944, ia merencanakan perlawanan terhadap pemarintah jepang.
Pemberontakan ini gagal karena pasukan musuh yang bersenjatakan lebih lengkap
dapat mengalahkan pasukan yang sepenuhnya terdiri dari para Santri dan lawan
dari perang ini adalah bangsa sendiri, membuat para santri menjadi ragu saat
menyerang.
Ia diangkat menjadi
pahlawan nasional pada tahun 1974 dari surat kepresidenan.
Krisna, mengapa KH Zainal Mustafa tidak seterkenal pahlawan lain ya? Padahal perjuangannya sungguh heroik... apa ya yang bisa kita lakukan agar bisa tetap menghidupkan kepahlawanannya di jaman ini?
ReplyDelete